BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Pelecehan
seksual merupakan perilaku atau tindakan yang menganggu melecehkan dan
tidak diundang yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang terhadap pihak
lain yang berkaitan langsung dengan jenis kelaminpihak yang diganggunya dan
dirasakan menurunkan martabat dan harga diri orang yang diganggunya.
Di
era modern seperti saat ini banyak sekali terjadi kejahatan terutama yang
berhubungan dengan seksualitas terutama yang dilakukan kepada seorang wanita
hingga hampir disetiap kasus pelecehan seksual wanitalah yang kebanyakan
menjadi korbannya, dengan berkembangnya tehnologi juga banyak pengaruhnya
terhadap perilaku pelecehan seksual, dan bahkan teknologi yang seharusnya
sangat berguna bagi pendidikan bisa menjadi media utama pelecehan seksual,
seperti halnya media internet.
Seiring
dengan berkembangnya zaman juga merubah pemikiran dari para penerus generasi
bangsa, anak-anak muda zaman sekarang cenderung senang mempertontonkan dan
mengumbar bagian-bagian tubuh mereka yang mengundang orang untuk melakukan
pelecehan seksual.
Peran
dari seorang bidan salah satunya adalah mengantisipasi dan menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan pelecehan seksual, sehingga perilaku
pelecehan seksual tidak semakin bertambah dan merajalela di setiap waktunya.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1. apa yang dimaksud
dengan pelecehan seksual?
2. apa saja kategori
pelecehan seksual?
3. apa
saja macam-macam pelecehan seksual itu?
4. apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual?
5. Bagaimana dampak
dari pelecehan seksual?
6. Apa saja
hukum-hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual?
7. Apa saja hal-hal
yang harus dilakukan ketika terjadi pelecehan seksual?
8. apa
saja usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi pelecehan seksual?
I.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui
apa saja kategori pelecehan seksual.
2. Untuk
mengetahui macam-macam pelecehan seksual.
3. Untuk mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi pelecehan seksual.
4. Untuk mengetahui
dampak dari pelecehan seksual.
5. Utuk mengetahui
hukum-hukum yang mengatur tentang pelecehan seksual.
6. Untuk mengetahui
hal-hal yang dilakukan ketika terjadi pelecehan seksual.
7. untuk
mengetahui usaha yang dapat mencegah terjadinya pelecehan seksual.
BAB II
PEMBAHASAN
II,1 PENGERTIAN
PELECEHAN SEKSUAL
Definisi
Pelecehan Seksual adalah : perilaku atau tindakan yang mengganggu,
menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang
terhadap pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang
diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang
diganggunya.
Pelecehan
seksual dapat berupa :
· Mencium
(paksa), memegang tangan (sengaja ke arah seksual), genit, gatal ,centil
Memegang atau mendorong penis, dada
· Memegang
atau menepuk bagian tubuh tertentu
· Gerakan
tubuh yang sok akrab dan menjurus terhadap hubungan seksual
· Menatap
bagian tubuh tertentu
· SMS
atau tulisan jorok yang menjurus terhadapa hubungan seksual
· Lelucon
yang menjurus dan merendahkan jenis kelaminMungkin masih banyak lagi.
II.2 KATEGORI PELECEHAN SEKSUAL
a. Quid pro quo
Pelecehan seksual yang seperti ini adalah pelecehan
seksual yang biasanya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan otoritas
terhadap korbannya, disertai iming-iming pekerjaan atau kenaikan gaji atau
promosi
b.
Hostile work environment
Pelecehan
seksual yang terjadi tanpa janji atau iming-iming maupun ancaman
Kategori pelecehan seksual menurut Nichaus
1). Blitz rape yaitu pelecehan
seksual yang terjadi sangat cepat, sedangkan pelaku tidak saling kenal
2). Confidence rape yaitu pelecehan
seksual dengan penipuan, hal ini jarang dilaporkan karena malu
3). Power rape yaitu pelecehan seksual yang saling
tidak mengenal, pelaku bertindak cepat dan menguasai korban, dilakukan oleh
orang yang berpengalaman dan yakin korban akan menikmati
4). Anger rape, yaitu pelecehan seksual dimana korban
menjadi marah dan balas dendam.
5). Sadistie rape yaitu pelecehan seksual dengan
ciri kekejaman atau sampai pembunuhan
II.3 MACAM-MACAM PELECEHAN SEKSUAL
1). Pelecehan seksual dengan orang yang
kita kenal
·
Pelecehan oleh suami/mantan suami
·
Pelecehan yang
dialami seorang wanita oleh pacar/mantan pacar
·
Pelecehan
seorang wanita oleh teman kerja atau atasan
·
Pelecehan
seksual pada anak-anak oleh anggota keluarga
2). Pelecehan seksual dengan
orang yang tidak dikenal
·
Pelecehan di penjara
·
Pelecehan saat terjaid perang
·
Pelecehan
seksual dengan ketakutan, dimana akan terjadi kekerasan jika
korban menolak
·
Pelecehan
dengan iming-iming atau paksa, dimana pelaku memiliki otoritas pada korban
·
Pelecehan
seksual mental, dengan menyerang harga diri korban melalui kata-kata kasar,
mempermalukan dengan memperlihatkan pornografi
II.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELECEHAN SEKSUAL
1. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik,
karena bagamanapun aktivitas seks bisa menimbulkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Kondisi fisik dapat berupa penyakit ringan/berat, keletihan, medikasi maupun
citra tubuh. Citra tubuh yang buruk, terutama disertai
penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh menyebabkan seseorang
kehilangan gairah.
2. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan (kemesraan, kedekatan) dapat mempengaruhi
hubungan seseorang untuk melakukan aktivitas seksual.
Hal ini sebenarnya tergantung dari bagimana kemampuan mereka dalam
berkompromi dan bernegosiasi mengenai perilaku seksual yang dapat diterima dan
menyenangkan
3. Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup disini meliputi penyalahgunaan alkohol dalam aktivitas seks,
ketersediaan waktu untuk mencurahkan perasaan dalam berhubungan, dan penentuan
waktu yang tepat untuk aktivitas seks.
Penggunaan alkohol dapat menyebabkan rasa sejahtera atau gairah palsu dalam
tahap awal seks dengan efek negatif yang jauh lebih besar dibanding perasaan
eforia palsu tersebut.
Sebagian klien mungkin tidak mengetahui bagaiman mengatur waktu antara
bekerja dengan aktivitas seksual, sehingga pasangan yang sudah merasa lelah
bekerja merasa kalau aktivitas seks merupakan beban baginya.
4. Faktor Harga Diri
Jika harga-diri seksual tidak dipelihara dengan mengembangkan perasaan yang
kuat tentang seksual-diri dan dengan mempelajari ketrampilan seksual, aktivitas
seksual mungkin menyebabkan perasaan negatif atau tekanan perasaan seksual.
Harga diri seksual dapat terganggu oleh beberapa hal antara lain:
perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks,
pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual,
menurut Purnawan (2004) yang dikutip dari berbagai sumber antara lain:
a . Faktor
Internal
1) Tingkat
perkembangan seksual (fisik/psikologis)
Perbedaan kematangan seksual akan menghasilkan perilaku seksual yang
berbeda pula. Misalnya anak yang berusia 4-6 tahun berbeda dengan anak 13
tahun.
2) Pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi
Anak yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang
kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara
yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksualnya
3) Motivasi
Perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan atau
termotivasi untuk memperoleh tujuan tertentu. Hersey & Blanchard cit Rusmiati
(2001) perilaku seksual seseorang memiliki tujuan untuk memperoleh kesenangan,
mendapatkan perasaan aman dan perlindungan, atau untuk memperoleh uang (pada
gigolo/WTS)
b . Faktor Eksternal
1) Keluarga
Menurut Wahyudi (2000) kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua
dengan remaja dapat memperkuat munculnya perilaku yang menyimpang
2) Pergaulan
Menurut Hurlock perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan
pergaulannya, terutama pada masa pubertas/remaja dimana pengaruh teman sebaya
lebih besar dibandingkan orangtuanya atau anggota keluarga lain.
3) Media massa
Penelitian yang dilakukan Mc Carthi et al (1975),
menunjukan bahwa frekuensi menonton film kekerasan yang disertai adegan-adegan
merangsang berkolerasi positif dengan indikator agresi seperti konflik dengan
orang tua, berkelahi , dan perilaku lain sebagi manifestasi dari dorongan
seksual yang dirasakannya.
II.5 DAMPAK DARI PELECEHAN
SEKSUAL
1.
yang paling
sering adalah ketidakberdayaan, kehilangan kontrol diri, takut, malu dan
perasaan bersalah
2.
respon emosi
korban terbagi menjadi dua, yaitu respon ekspresif (ketakutan, kemarahan,
gelisah, tegang, menangis terisak-isak) dan respon terkontrol (menyembunyikan
perasaannya, tampil tenang, menunduk dan lembut)
3.
respon lain
yaitu: mandi sebersih-bersihnya, pindah rumah, menambah pengamanan,
membuang/menghancurkan benda yang berkaitan dengan pelecahan
4.
beberapa hari
kemudian akan timbu memar/lecet pada bagian tubuh, sakit kepala, lelah,
gangguan pola tidur, nyeri lambung, mual, muntah, nyeri pada daerah pacinela,
gatal dan keluar darah pada vagina, marah, merasa terhina, menyalahkan diri
sendiri, ingin balas dendam, takut akan penyiksaan diri dan kematian
5.
respon atau dampak jangka panjang :
gelisah, mimpi buruk, phobia sendirian, merasa menjadi orang yang kotor dan
menjijikkan, depresi, bahkan ada yang sampai menggunakan obat-obatan terlarang
maupun ingin bunuh diri.
6.
mengasingkan diri dari pergaulan. Perasaan ini timbul
akibat adanya harga diri yang rendah karena ia menjadi korban pelecehan
seksual, sehingga merasa tidak berharga, tidak pantas dan juga merasa tidak
layak untuk bergaul bersama teman-temannya. Sementara dampak yang serius dari
pelecehan seksual ujar Dra Hamidah MSi, adalah trauma.
II.6 HUKUM- HUKUM YANG MENGATUR PELECEHAN
SEKSUAL
· Pasal
289-296 tentang pencabulan
· Pasal
295-298 dan 506 tentang penghubungan pencabulan
· Pasal
286-288 tentang persetubuhan dengan wanita dibawaah umur
II.7 HAL-HAL YANG
HARUS DILAKUKAN KETIKA TERJADI PELECEHAN SEKSUAL
· Katakan
TIDAK dengan tegas tanpa senyum dan minta maaf
· Buat
jurnal kejadian
· Cari
informasi tentang si peleceh dan orang-orang sekitarnya
· Buat
pernyataan tertulis kepada si peleceh bahwa anda tidak suka dengan perilakunya
· Hubungi
atasan atau pihak berwenang atau yang mempunyai kedudukan seperti
polisi/bosorang tua/tokoh agama/tokoh masyrakat dan jelaskan apa yang
terjadi.
II.8 USAHA YANG DAPAT
DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PELECEHAN SEKSUAL
·
Ajarkan kepada
anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan yang buruk
dari orang dewasa.
·
Beritahu anak
mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa
kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
·
Ajarkan kepada
anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang
dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
·
Ajarkan bahwa
orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang mempunyai kontrol terhadap
tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh
untuk memeluknya.
Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
·
Ciptakan
kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian tubuhnya
dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
·
Yakinkan anak
bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan anaknya sendiri
adalah benar.Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak.
BAB III
PENUTUP
III.1 SIMPULAN
Pelecehan
Seksual adalah perilaku atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan
dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap
pihak lain, yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya
dan dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan
Seksual terjadi disebabkan karena factor-faktor tertentu, diantaranya: faktor
gaya hidup dan hubungan, pelecehan seksual tidak akan terjadi apabila seseorang
bisa menjaga dirinya baik itu dari hal hubungan ataupun gaya hidup bahkan media
masa dan pergaulan antar sesama pun bisa mengakibatkan terjadinya pelecehan
seksual. Dan hal yang perlu diperhatikan apabila terjadi pelecehan seksual,
diantaranya adalah:
a. Katakan TIDAK
dengan tegas tanpa senyum dan minta maaf
b. Buat
jurnal kejadian
c. Cari
informasi tentang si peleceh dan orang-orang sekitarnya
d. Buat pernyataan
tertulis kepada si peleceh bahwa anda tidak suka dengan perilakunya
e. Hubungi
atasan atau pihak berwenang atau yang mempunyai kedudukan seperti
polisi/bosorang tua/tokoh agama/tokoh masyrakat dan jelaskan apa yang terjadi.
Kejadian pelecehan seksual perlu ditindak tegas, maka
dari itu kita harus mempunyai trik-trik tertentu apabila hal itu terjadi,
diantaranya ialah:
a.
Ajarkan kepada
anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan yang buruk
dari orang dewasa.
b.
Beritahu anak
mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa
kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
c.
Ajarkan kepada
anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang
dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar